Kalbar Dinilai Kurang Optimis Kembangkan Pariwisata
15-04-2011 /
KOMISI X
Komisi X DPR RI menilai Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat (Kalbar) kurang optimis untuk mengembangkan pariwisata dan kebudayaan daerahnya.
Demikian disampaikan Zulfadhli (F-PG) saat memimpin pertemuan dengan Dinas Pariwisata dalam serangkaian kunjungan kerja Komisi X ke Propinsi Kalbar, Rabu (13/4).
Zulfadhli mengatakan, sangat disayangkan Propinsi Kalbar sangat kaya dengan nilai dan keragaman budaya. Serta kaya dengan keindahan alam yang semuanya merupakan bagian dari obyek potensial kepariwisataan.
Namun hingga saat ini potensi kepariwisataan tersebut belum digali, dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.
Padahal, kata Zul, industri pariwisata ini tidak akan pernah ada matinya. Pariwisata akan tetap ada dan terus berkembang jika dikelola dengan baik.
Dikesempatan tersebut, Zul mengatakan keprihatinannya Kalbar yang berbatasan dengan Entikong bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda. Entikong dengan sarana jalan yang bagus, sementara jalan-jalan di Propinsi Kalbar banyak yang jelek, padahal pengembangan jaringan jalan ini sangat diperlukan guna mendukung pengembangan pariwisata di propinsi ini.
“Saya optimis, jika pariwisata dikelola dengan baik, tidak kalah menariknya dengan tempat-tempat wisata terkenal di daerah lain,” katanya.
Kalimantan Barat mempunyai Tugu Khatulistiwa yang menjadi kebanggaan masyarakat Kalbar, kraton-kraton, minuman lidah buaya yang segar dan wisata sungai yang cukup menarik.
Namun herannya mengapa orang tidak tertarik mengunjunginya. Menurut Zul, salah satu penyebabnya adalah nilai promosi yang sangat kurang sekali.
Zulfadhli menambahkan, seharusnya industri pariwisata ini dapat menjadi industri yang diunggulkan, yang dapat menambah devisa daerah. “Orang mengunjungi daerah wisata itu pastinya membawa uang, dolar dan kita harus menjemput bola,” katanya.
Apalagi, Kalimantan Barat merupakan daerah perbatasan yang seharusnya menjadi pusat persinggahanorang-orang yang akan menuju Kuching, maupun Brunei Darussalam.
Kepala Dinas Pariwisata Propisi Kalbar Yusri Zainuddin membenarkan pembangunan kebudayaan dan pariwisata belum menjadi sector unggulan sebagaimana sector-sektor lainnya baik di Propinsi maupun di Kabupaten/Kota.
Yusri juga mengakui sebagian besar obyek dan daya tarik wisata belum dikelola secara professional.
Hambatan yang tak kalah pentingnya adalah rendahnya dukungan pendanaan di setiap daerah. Untuk propinsi hanya 1 persen dari total APBD, 0,5 persen belanja langsung dan 0,5 persen belanja tidak langsung.
Aksesibilitas sarana transportasi menuju obyek wisata juga belum memadai, sehingga menjadi permasalahan tersendiri. Selain itu, infrastruktur kepariwisataan belum menyebar ke tempat-tempat wisata tetapi masih terkonsentrasi di pusat kota.
Yusri menambahkan, memang benar Propinsi Kalbar memiliki potensi besar di sector pariwisata. Alamnya yang indah dipadu dengan keanekaragaman budaya dan peninggalan sejarah, menarik untuk dikunjungi wisatawan asing maupun wisatawan nusantara.
Untuk itu dukungan Komisi X DPR RI sangat diharapkan terutama mendorong percepatan pengembangan Bandara Supadio, khususnya penambahan landasan pacu. Dibukanya Border Nanga Badau untuk memudahkan masuknya wisatawan mancanegara dari Sarawak dan mendorong Pemerintah Pusat untuk meningkatkan kualitas jalan akses antar negara, yaitu Putussibau – Nanga Badau, Sambas – Aruk dan jalan Trans Kalimantan. (tt)